Thursday, October 13, 2011

OPTIMIS tidak berarti SOMBONG!

Tidak ada yang tak mungkin di dunia ini. Apa pun bisa terjadi selagi nyawa masih di kandung badan. Terjadi atau tidak, itu semua tergantung kita dan usaha kita memohon kepada yg di atas untuk memberikan yg terbaik dan melancarkan segala urusan kita.


Suatu hubungan tak 'kan bertahan lama tanpa ada kepercayaan, kasih sayang dan rasa hormat kepada org lain (TRUST, LOVE and RESPECT). Tidak hanya untuk hubungan jarak jauh yg memerlukan itu, hubungan jarak dekat se-dekat apa pun butuh 3 faktor penting itu. Bayangkan cinta tanpa adanya kepercayaan, tanpa adanya kasih sayang, tanpa adanya rasa saling menghormati. Bukan cinta namanya, tp LUST, kebutuhan nafsu semata.

Begitu pula dengan hubungan kita dengan diri kita sendiri. Kita gak akan menjadi seseorang yg bisa dipercaya kalau kita tidak percaya diri. Kita tidak akan dicintai oleh orang lain, kalau kita membenci diri kita sendiri.. dan kita tidak akan dihomati kalau kita sendiri tidak punya rasa hormat. Suatu penyakit yang melanda sebagin besar diri kita adalah sudut pandang yg salah tentang persepsi : RENDAH HATI, OPTIMIS dan SOMBONG.

Memang sebagai manusia kita tidak boleh sombong terhadap sesama. Tetapi kita mempunyai KEWAJIBAN untuk membuktikan bahwa diri kita MAMPU melakukan sesuatu. Tidak usah sungkan mengaku, "Ya, aku bisa melakukannya!" atau "Iya, aku bisa mengerjakan itu!"
Suatu pengalaman unik yg aku dapat hasil dari perdebatanku dengan pacarku (tersayang huek :) ). Konyol sebenarnya, tp masuk akal juga yg dikatakannya. Dia dan aku bersaing secara sehat dalam hal apa pun (pelajaran apa pun maksudnya). Kebetulan kami sama-sama suka musik dan mampu memainkan alat musik masing-masing (dia gitar, aku keyboard). Nah, waktu itu kami sama - sama dapat tugas seni musik yg sama dr guru yg sama. Selalu saja dia berkata, "Kelompokku lho enak mainnya.." sambil tersenyum bahagiaaa gitu! Atau "Anak - anak kelasku lho lagunya enak-enak.. Kelompoknya *** juga pake lagu yg sama kayak kamu, tp lebih enak dr kamu mainnya!" ---> jahat 'kan? baru tau aku kalau cowok itu kejam sekali!
Awalnya aku gak peduli.. stay cool aja.. sampai akhirnya aku menjawab, "So?" dan aku lupa ngomong apa.. tp aku ingat jawabannya, "Seenggaknya aku optimis sama hasilku. Pemusik yg baik itu pasti marah kalau karyanya dibilang jelek sama org lain!" ----> itulah kata - kata nya.. Ada benarnya juga yg dia katakan. Maksudnya untuk memotivasi supaya bisa lebih baik lg... dan mendorong rasa percaya diri bahwa kita memang mampu melakukannya! (tp tetep aja kejam ya.. mengapa harus dinyek?! -,-")
Dan akhirnya aku pun menjawab, "Iya. Mentang - mentang lebih bisa musik drpd aku! Coba Bahasa Inggris?! Masih o aku nggak sering remidi kayak kamu, tp aku nggak pernah sok - sok nunjukin tuh!" Terdiam de.e... (bahagianyaaa bisa buat dia cegek! :P)
Jadi, intinya... berkat kata - katanya yg menusuk - nusuk bathin ku itu, dia bikin aku nyadar.. kalau memang aku bisa kenapa aku harus malu mengakuinya hanya karena takut dicap SOMBONG?! Toh, aku mau berbagi ilmu itu dengan org lain.. dan aku mau belajar dr org lain lagi.. Tapi aku tetap harus memenuhi kewajibanku kepada diriku sendiri untuk PERCAYA DIRI.

Begitu juga Anda! Kalau Anda pintar Matematika, akuilah dan buktikanlah! Atau Anda pintar menyanyi akuilah dan buktikanlah! "Iya, memang suara saya enak! Ayo menyanyi bersama kapan-kapan!" "Ya, aku bisa. Butuh bantuan?" Adakah sifat sombong yg tercermin dari rasa optimis itu?
Jujur saja.. sejak mendengar perkataan dari dirinya, aku lebih sadar diri. Aku lho bisa.. kenapa harus menutupi kemampuanku, hanya karena sungkan dicap sombong? Sejak itu, aku sering maju ke depan, ngerjain soal - soal (terutama Matematika) dan aku berani mengakui aku memang jago ngerjain Program Linier (Matematika) --> terbukti  aku sering maju pas latihan soal itu! Dan jadinya, aku lebih bisa lagi. Aku lebih optimis ngerjainnya. Malah kalau aku malu - malu, minder, merasa ada yg lebih bisa dari aku, padahal aku bisa (trauma masa - masa kelas XI nih), kemampuanku jadinya tertahan. Nggak keluar.. malah melunak.. malah hilang! Jadi lebih baik lepaskan saja. Tunjukin saja kalau aku bisa.. toh kalau pun salah, itu hal yg wajar. Namanya juga belajar.

Guys yg di luar sana.. Jangan minder, jangan takut dicap sombong, jangan sungkan sama orang - orang di sekelilingmu. Kalau memang bisa, buktikan bisa. Kalau tidak bisa, akuilah tidak bisa dan belajar supaya bisa. Apa pun yg kita lakukan kita harus OPTIMIS! Optimis itulah bukti bahwa kita punya hubungan yg baik sama diri kita. WE TRUST OURSELVES, WE LOVE OURSELVES, AND WE RESPECT OURSELVES. Kita percaya kita mampu, kita sayang diri kita sehingga kita tidak menghalanginya untuk menunjukkan bakatnya dan kita hormat(respect) sama kemampuan diri kita sendiri, tanpa menghilangkan rasa respect kita terhadap orang lain.

Percaya atau tidak, orang - orang yang sukses adalah orang - orang yang OPTIMIS.  
Temanku, M - Al Rizky Dharma Fauzi, berhasil, meraih medali perunggu dalam OSN Kimia tingkat Nasional. Menurutku, dia sukses semua karena satu alasan : DIA MENGAKUI DAN OPTIMIS DENGAN KEMAMPUANNYA DALAM BIDANG KIMIA. Kalau dia tidak percaya sama dirinya sendiri, aku yakin dia tidak akan termotivasi untuk belajar, usaha dan berdoa lebih giat. Itu bukti paling nyata yg ada di depan pelupuk mataku.

Teruslah bersikap OPTIMIS dan jagalah hubungan dengan diri sendiri, sesama manusia dan tentunya dengan Allah SWT, agar kita selalu berhasil dalam apa pun yang kita lakukan.

(Thanks to : 
Rizky --- aku banyak belajar dari kamu sebenarnya. You're great! :)
Fariz --- my motivator (serius) . Kayaknya... kata - kata pedasnya dan ngototnya yg bikin aku berusaha keras bersaing sama dia dalam semua hal! Gak ada kamu, gak seru sayaannngg.. :P
Bu Seh ---- makasih sudah ngomel - ngomel suruh kita maju ya, Bu! Aku jadi ketagihan! :D
Astrid ---- TSB gue yg selalu jd pelampiasan kalau lg capek belajar! :D)

No comments: